Menurut Daljoeni, Ras adalah suatu kategori tertentu dari sesorang yang
bias superior maupun inferior, yang ditandai oleh karakteristik fisik, seperti
warna kulit, tekstur rambut, dan lipatan mata. Daljoeni juga menambahkan bahwa
pengelompokan manusia berdasarkan karakteristik biologis, misal: kaukasoid,
mongoloid, negroid , australoid dan indian. Menurut Frederich Barth (1988)
istilah etnik menunjuk pada suatu kelompok tertentu yang karena kesamaan ras,
agama, asal-usul bangsa, ataupun kombinasi dari kategori tersebut terikat pada
sistem nilai budayanya. Sedangkan
Fakih (2006: 71) mengemukakan bahwa gender merupakan suatu sifat yang melekat
pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun
kultural.
Kata
perempuan berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu per-empu-an. Per itu berarti makhluk, Empu berasal dari kata Sansekerta yang
berarti mulia, berilmu tinggi, pembuat suatu karya agung. Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu pe.rem.pu.an [n] (1) orang (manusia) yg mempunyai
puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui; wanita; (2)
istri; bini: — nya sedang hamil; (3) betina (khusus untuk hewan). Dari
definisi-definisi perempuan diatas, dapat kita lihat bahwa perempuan memiliki
ciri-ciri tersendiri serta memiliki watak atau karakter yang menggambarkan
seorang perempuan.
Seiring
berkembangnya zaman, definisi perempuan memiliki penambahan makna. Yang semula
perempuan itu dilihat karena mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil, dan sebagainya,
kini warna kulit juga dapat mempengaruhi tingkat kecantikan seorang perempuan.
Dan bahkan banyak anggapan, terutama dari kaum laki-laki, perempuan itu
dikatakan cantik tergantung dari warna kulit mereka. Kebanyakan orang
memandang, bahwa perempuan yang berkulit putihlah yang paling cantik, meski
kenyataannya tidak sedikit pula laki-laki yang menyukai perempuan berkulit
gelap.
Berdasarkan
ras dan keturunannya, warna kulit dapat dibedakan menjadi 5 macam. Ada ras
Negroid, ras Kaukasoid, ras Australoid, ras Mongoloid, dan ras Ainu. Dari 5
macam ras itu memiliki warna kulit yang berbeda, seperti pada ras Negroid yang
warna kulitnya hitam, ras Kaukasoid dengan kulit putih, ras Australoid dengan kulit
yang juga hitam seperti pada suku Aborigin, ras Mongoloid dengan kulit kuning
langsat sampai sawo matang, serta ras Ainu dengan warna kulit cokelat agak
terang.
Orang
Asia yang sebagian besar dengan ras Mongoloid, khususnya Indonesia rata-rata
memiliki kulit yang berwarna kuning langsat sampai sawo matang, tidak putih,
tidak pula gelap. Tapi anggapan orang mengatakan bahwa warna kulit kuning
langsat inilah yang dikatakan putih, sehingga kulit yang berwarna gelap
dikatakan hitam.
Warna
kulit terkadang menjadi penentu bagi perempuan dalam berpenampilan. Tidak hanya
soal memilih warna baju yang pantas, warna kulit juga seringkali dikaitkan oleh
urusan merias wajah, misalnya memilih warna lipstik yang cocok dengan warna
kulit. Perempuan yang memiliki kulit terang memilih baju dan riasan wajah yang cenderung
calm dan soft. Sedangkan perempuan yang berkulit gelap memilih warna baju
dan riasan wajah yang relatif lebih terang untuk membuat penampilannya kontras. Dengan begitu, dapat menambah rasa
percaya diri perempuan.
Laki-laki
kebanyakan menyukai perempuan yang tinggi, dan berkulit putih. Mereka
beranggapan bahwa perempuan yang cantik itu yang seperti itu, sehingga tidak
sedikit perempuan yang berkulit gelap merasa minder dan kurang percaya diri. Tidak sedikit perempuan berkulit
gelap yang selalu dikesampingkan oleh masyarakat. Mereka seringkali mendapat
ejekan dari sekitarnya karena memiliki kulit yang tidak putih. Meski tidak
semua perempuan mengalami itu.
Akan
tetapi ada beberapa tipe laki-laki yang menyukai perempuan berkulit gelap,
karena menurut mereka kulit gelap itu seksi dan eksotis. Sesungguhnya standar
kecantikan yang ditetapkan ras kaukasian bagi perempuan adalah perempuan
berkulit gelap. Perempuan berkulit putih dinilai sebagai wanita pasif yang
kurang bisa bergaul, sehingga mendapat kulit pucat akibat kurangnya sinar
matahari. Pesona kulit hitam membuat perempuan ras kaukasian rela
membayar mahal untuk menggelapkan kulit dengan bantuan panas buatan. Sehingga
ada anggapan, bahwa pesona kulit hitam menampilkan perempuan yang aktif dan
senang bergaul, menandakan kepribadian yang ramah. Laki-laki dengan pemikiran
barat di negara ini pun jauh lebih tertarik dengan pesona kulit hitam, yang
mencerminkan keanggunan tersendiri.
Jadi
karena hal tersebut, bukan hal aneh lagi jika laki-laki di Indonesia sendiri pun
ada yang menyukai perempuan berkulit gelap, walaupun tidak begitu banyak. sayangnya
perempuan di Indonesia jarang sekali yang menyadari akan hal itu. Mereka kerap
merasa malu dengan kulit gelapnya, meski tak dapat dipungkiri, seberapa tahan
pun seorang perempuan dihina mengenai warna kulit mereka, mereka akan sakit
hati dan akan sulit untuk memikirkan hal positif bagi mereka.
Perempuan
cenderung lebih sensitif jika itu mengenai warna kulit. Mereka kurang percaya
diri dengan penampilan mereka jika ada yang mengatakan bahwa mereka hitam.
Ditambah lagi dengan adanya iklan-iklan produk kecantikan yang memakai model
berkulit putih. Hal ini semakin menekankan bahwa hanya perempuan berkulit
putihlah yang paling cantik. Sedangkan perempuan dengan kulit hitam itu kurang
cantik, dan harus membeli produk kecantikan seperti pemutih. Hal ini juga
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hampir setiap laki-laki
mengidam-idamkan perempuan yang putih. Hal ini dapat menjatuhkan mental para
perempuan berkulit gelap.
Jika
kita melihat lagi, sebenarnya kecantikan itu tidak dibedakan dari warna kulit
saja, akan tetapi masih ada faktor lain yang dapat membedakan kecantikan
seseorang. Seperti halnya kebaikan. Apa yang lebih baik? Memiliki warna kulit yang gelap atau memiliki hati yang
gelap? warna kulit yang gelap masih bisa diterima jika seorang perempuan mau
merawat kulitnya. Kulit gelap tidak masalah, yang penting perempuan itu menjaga
kebersihan dirinya. Jika setiap perempuan menyadari akan hal itu, maka baik
perempuan berkulit putih maupun perempuan berkulit gelap, itu tidak akan
menjadi masalah.
Kulit
hitam sebenarnya memiliki keuntungan tersendiri. Menurut penelitian, kulit
hitam lebih tahan berkali-kali lipat terhadap buruknya sinar ultraviolet
matahari, karena banyaknya pigmen yang terkandung berfungsi sebagai pertahanan
terhadap sinar UV. Ini menyebabkan orang berkulit gelap beresiko amat kecil
terserang kanker kulit, sementara kulit putih justru sebaliknya. Pesona kulit
hitam ternyata juga menjadikan pemiliknya lebih kuat dan tahan banting.
Oleh
karena itu, jangan menilai seseorang dari warna kulitnya, tetapi nilai juga
budi pekertinya. Karena percuma saja memiliki warna kulit yang terang, berparas
cantik, tetapi tidak memiliki budi pekerti yang baik, kesempurnaan itu akan
sia-sia. Karena sebenarnya tidak ada manusia yang sempurna, perempuan yang
berkulit putih boleh saja merasa cantik jika dia memiliki budi pekerti yang
baik. Akan tetapi yang berkulit hitam, tidak perlu berkecil hati, karena
sesungguhnya perempuan berkulit hitam pun memiliki keunggulan tersendiri.
Sehingga warna kulit yang putih tidak dapat dijadikan parameter bagi perempuan
yang berparas cantik.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar